Gambaran Keindahan Syurga Sebagai Motivasi Untuk Menjaga Ibadah



 Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil alamin wabihi nasyta'in wa'ala umuriddunya waddin waala alihi wa ashabihi ajmain, amma baa'd.

puji syukur marilah kita panjatkan kekhadirat Allah SWT, yang telah memberikan ni'mat yang nilainya tiada terukur. Solawat beserta salam semoga tercurah limpahkan ke baginda kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, tabi'in, tabi'ut kepada kita semua hingga sampai uman akhir zaman, aamiin..

bapak ibu sekalian alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan untuk beribadah kepada Allah SWT hingga sampai saat ini berada di Masjid Alkahfi yang insyaAllah Allah muliakan, tapi jika ditanya kenapa bapak/ibu demikian ? apakah karena menginginkan Syurganya Allah?

dalam surat Ad-Dariyat ayat 56 - 58 :

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)

artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku

مَآ أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ (57) 

artinya : Aku tidak mengendaki rezeki sedikitpun bagi mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.

(58) إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ

artinya : sesungguhnya Allah dialah maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.

Ayat di atas menjelaskan bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Sang Pencipta Allah swt. Ibadah disini sangat luas sekali cakupannya. Sayyid Quthab mengatakan bahwa teks al-Qur’an tersebut singkat sekali, akan tetapi mengandung makna yang sangat universal dalam hal kategori ibadah, baik untuk perorangan maupun masyarakat dan dalam kehidupan manusia secara keseluruhan sepanjang zaman.

1. Ibadah murni (mahdhah) yaitu ibadah yang telah ditentukan oleh Allah kadar atau waktunya, seperti solah, zakat, puasa dll.

2. Ibadah Ghairu mahdhah merupakan segala aktivitas lahir batin manusia yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

sehingga kenapa manusia ditugaskan oleh Allah untuk mengabdi (beribadah) kepada-Nya sehingga jika dipikirkan lagi bahwa kalau kita beribadah kepada Allah itu merupakan sebuah kewajiban dan rasanya tidak pantas untuk menuntut atau berharap apapun dariNya, tapi Allah memberikan gambaran - gambaran Syurga seolah - olah ingin memikat manusia untuk masuk kedalamnya dan memberikan gambaran neraka pula yang menakut - nakuti ?

Manusia dalam al-Qur’an sering mendapat pujian Tuhan, seperti pernyataan terciptanya manusia dalam bentuk dan keadaan yang sebaik-baiknya. Tetapi di samping itu, sering pula manusia mendapat celaan Tuhan, seperti bahwa ia amat aniaya dan ingkar nikmat, dan sangat banyak membantah serta bersifat keluh kesah lagi kikir

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
artinya : Sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu ‘Bersyukurlah kepada Allah. Siapa saja yang bersyukur, maka sungguh ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Tetapi siapa saja yang tidak bersyukur (kufur nikmat), maka sungguh Allah Maha Kaya, Maha Terpuji”. (Surat Luqman ayat 12).

sehingga kenapa manusia diperintahkan untuk beribadah kepada Allah, namun juga ada imbalan bagi yang mengerjakan dan ganjaran bagi yang tidak mengerjakan, 

ternyata karena manusia memiliki nafsu, nafsu yang membuat tidak tidak taat untuk beribadah jika manusia tergoda oleh godaan setan, oleh dengan puasa insyaallah kita bisa menjaga nafsu yang menjerumuskan, terdapat tiga nafsu yang ada pada diri manusia yaitu:

1. nafsu muthmainnah

nafsu yang telah mencapai ketenangan , nafsu yang dapat dikendalikan oleh akal yang sehat.

2. nafsu lawwamah

nafsu ini sering mencela orangnya disebabkan ia telah melakukan kesalahan, baik dosa besar, dosa kecil, atau meninggalkan perintah, baik yang sifatnya wajib atau anjuran

3. nafsu amarah bis su u

nafsu yang selalu mengajak pemiliknya untuk berbuat dosa, melakukan yang haram dan memotivasi pemiliknya untuk melakukan perbuatan hina.


nah dari ketiga nafsu tersebut bagaimana cara nya kita tetap ada pada nafsul mutmainnah sehingga diberikan ganjaran syurganya Allah. oleh karena itu mari kita bacakan bagaimana gambaran syurga yang Allah janjikan :

  1. Didalamnya terdapat pohon - pohon dan buah - buahan.
  2. Terdapat istana-istana dan mengalir sungai-sungai dibawahnya
  3. tahta-tahta kebesaran dan ranjang-ranjang emas/permata
  4. ditemani bidadari-bidadari
  5. luasnya seluas langit dan bumi 
  6. tingkatan surga terdapat seratus derajat
  7. bangunan syurga; batu batanya dari emas dan perak adukan semennya adalah minyak misik adzfar, kerikilnya adlaah intan dan permata, lalu debunya adalah waros (semacam tumbuhan yang harum) dan za'faran, barang siapa yang masuk kedalamnya maka dia akan kekal dan tidak mati, merasakan nimat yang abadi dan tidak merasa bisan, masa muda mereka tidak pernah hilang dan pakaian mereka tidak pernah usang (hr. ahmad)
  8. Sifat penghunu syurga; penduduk surga akan masuk surga dalam keadaan tidak berjenggot, wajah mereka putih berseri-seri, kepala mereka berambut pendek seta mata bercelak, mereka seperti anak muda yang berumur tiga puluh tiga tahun, ukuran tubuh mereka sebagaimana penciptaan adam dengan tinggi tujuh puluh hasta dan lebar tujuh hasta (hr. ahmad); sesungguhnya golongan pertama dari ummatku yang masuk surga rupanya seperti bulan di malam purnama, golongan selanjutnya rupanya seperti bintang paling terang di langit, setelah itu mereka bertingkat-tingkat, mereka tidak kencing, tidak buang air besar, dan tidak meludah, sisir mereka emas, tempat bara api mereka kau wangi dan keringat mereka minyak kasturi, postur mereka sama seperti wujut ayah mereka Adam, enampuluh dzira (HR. Muslim);

dari gambaran tersebut sudah dipastikan rasanya pasti enak - enak :-D sehingga mari kita tingkatkan lagi imtaq, dan selalu menjaga untuk tetap ada pada nafsul muthmainnah, sehingga ibadah kita selalu terjaga.


billahi taufiq wakhidah wassalamualaikum Wr. Wb.




Sumber:

 kufur-nikmat-dalam-al-quran

quran-surat-adz-dzariyat-ayat-56-58.html

mengenal-sifat-nafsu-manusia-yang-tercantum-dalam-al-quran-1605139902?showpage=all

Al-jannatu wa nai'miha ad-Daim Ghairu Al-Munqthi, karya Abu Al-Barra Usamah bin Yasin Al Ma'aniy.





Comments